Kamis, 10 November 2016

Teori Behaviorisme

MAKALAH
Teori Belajar Menurut Pandangan Behaviorisme Landasan Filosofinya
Diajukan untuk memenuhi tugas individu
Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran
Dosen : Agus Prayitno, M.Pd


                                     
Disusun Oleh : Casi’a

SEMESTER 4
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2016


A.Pengertian Teori Behaviorisme
Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.
Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997).

B.Ciri-ciri Teori Belajar Behaviorisme
Untuk mempermudah mengenal teori belajar behaviorisme dapat dipergunakan ciri-cirinya yaitu:
1.  mementingkan pengaruh lingkungan (environmentalistis)
2. mementingkan bagian-bagian (elentaristis)
3. mementingkan peranan reaksi (respon)
4. mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
5. mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu
6. mementingkan pembentukan kebiasaan.
7. ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan mencoba dan gagal atau trial and error.




C.Aplikasi dalam Pembelajaran Behaviorisme
Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behaviorisme. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behaviorisme dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Aplikasi teori behaviorisme dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pembelajaran, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behaviorisme memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pembelajaran. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.

D.Implikasi Teori Belajar Behaviorisme
Kurikulum berbasis filsafat behaviorisme tidak sepenuhnya dapat diimplementasikan dalam sistem pendidikan nasional, terlebih lagi pada jenjang pendidikan usia dewasa. Tetapi behaviorisme dapat diterapkan untuk metode pembelajaran bagi anak yang belum dewasa. Karena hasil eksperimentasi bihavioristik cenderung mengesampingkan aspek-aspek potensial dan kemampuan manusia yang dilahirkan. Bahkan bihaviorisme cenderung menerapkan sistem pendidikan yang berpusat pada manusia baik sebagai subjek maupun objek pendidikan yang netral etik dan melupakan dimensi-dimensi spiritualitas sebagai fitrah manusia. Oleh karena itu behaviorisme cenderung antropomorfis skularistik.

E.Tokoh-Tokoh yang Mendukung Teori Behaviorisme
Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike,Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik.

1.Teori Belajar Menurut Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.

2. Teori Belajar Menurut Watson
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.
3. Teori Belajar Menurut Clark Hull
Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam.
4. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie
Azas belajar Edwin Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler, 1991). Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi.
Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Siswa harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).
5. Tori Belajar Menurut Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuaensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.
6. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
Teori pelaziman klasik adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu
Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.
7. Albert Bandura (1925-sekarang)
Teori belajar Bandura adalah teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri yang menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbale balik yang berkesinambungan antara kognitine perilaku dan pengaruh lingkungan. Factor-faktor yang berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat, produksi motorik, motivasi.


RESUME
BUKU ANTROPOLOGI KOMUNIKASI
 DISUSUN OLEH  DR. H. Syukriadi Sambas, M.Si.

Resume ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Komunikasi Pembelajaran yang diampuh oleh Bpk Somantri, M.Pd.I


Disusun Oleh :
CASI’A
NIM : 2014.17.01873
PAI A
SEMESTER 5

INSTITUT AGAMA ISLAM
IAI BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيمِ
Alhamdulillahirobbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya berupa rahmat, hidayah dan inayah-Nya serta kesehatan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Resume Buku yang berjudul  Antropologi Komunikasi, karya DR.H. Syukriadi Sambas, M.Si. Sholawat serta salam kami limpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang ini.
Saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua orang yang selama ini menemani saya terutamanya orang tua dan keluarga. Ucapan terima kasih saya haturkan kepada Bapak Somantri, M.Pd.I yang telah membimbing saya dalam mata perkuliahan Komunikasi Pembelajaran.
Harapan saya semoga Resume ini bermanfaat dapat menambahkan pengetahuan dan pengalaman bagi saya dan para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya, saya yakin masi banyak kekurangan dalam penyusunan Resume Antropologi Komunikasi ini, oleh karena itu saya sangat berharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan resume ini.

           


Cirebon, 26 Oktober 2016




Penyusun









BAB 1
ANTROPOLOGI SOSIAL BUDAYA SEBAGAI AKAR ILMU KOMUNIKASI

A.   Konsep Antropologi Sosial Budaya
Budaya adalah cara hidup yang berkembang yang dimiliki bersama oleh sekelomppok orang, yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya merupakan pola hidup menyeluruh, bersifat kompleks, abstrak, dan luas yang unsur-unsurnya tersebar luas dan meliputi beragam mkegiatan sosial manusia.

B.   Konsep Budaya
1.   Budaya Sebagai Konsep Sentral
Linton (Koentjayaningrat, 1987) memberikan definisi budaya secara spesifik, yaitu konfigurasi perilaku manusia dari elemen yang ditransfortasikan oleh anggogta masyarakat.
2.   Adat Istiadat
Sumaatmadja menyatakan bahwa pada perkembangan, pengembangan dan menerapkan budaya dalam kehidupan berkembang pula nilai-nilai yang melekat dimasyarakat yang mengatur keserasian, keselarasan serta keseimbangan.
3.   Unsur-unsur Kebudayaan
a.    Bahasa                                                e. Sistem mata pencaharian hidup
b.    Sistem pengetahuan                     f. Sistem religi
c.    Organisasi sosial                          g. Kesenian
d.    Sitem peralatan hidup dan teknologi

C.   Sistem Sosial Budaya
Sistem merupakan pola keteraturan kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yhang saling berhubungan. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
a.    Proses dalam sistem sosial budaya
b.    Kehidupan masyarakat
c.    Perubahan sosial

D.   Antropologi sebagai Landasan Lahirnya Ilmu Komunikasi
Antropologi sosial budaya mempelajari manusia dan segala perilakunya untuk memahami perbedaan kebudayaan manusia.
Dibekali dengan pendekatan yang holistik dan komitmen antropologi terhadap pemahaman manusia, antropologi merupakan ilmu yang penting untuk mempelajari tentang agama dan interaksi sosialnya dengan budaya.


BAB 2
KONSEP DASAR ANTROPOLOGI KOMUNIKASI

A.   Konsep Dasar Antropologi
Menurut Larfh L. Beals dan Harry Hoijen (1954) dalam Koentjayaningrat (1999), antropologi adalah ilmu yang mempelajari ilmu manusia dan semua yang dikerjakannya. Dari definisi itu Koentjayaningrat memandang antropologi sebagai ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari beragam warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

B.   Konsep, Objek Kajian, Sejaran dan Cabang Ilmu Antropologi
1.   Holistik
Holistik berkaitan dengan pendekatan yang digunakan antropologi dalam mempelajari manusia.
2.   Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang menempati wilayah khusus dan berbicara dalam bahasa yang sama.
3.   Budaya
Budaya adalah keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, adat istiadat, kesanggupan dan kebiasaan lainya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

C.   Arti, Pandangan dan Kedudukan Komunikasi dalam Pandangan Antropologi
Menurut Leksigrafer (ahli kamus bahasa indonesia), komunikasi adalah upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang yang berkomunikasi, pemahaman hyang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yan diinginkan oleh keduannya.

D.   Makna Hubungan Antropologi dan Komunikasi
1.   Arti dan Makna Antropologi Komunikasi
Menurut Aristoteles, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator (pembicara) kepada komuniakan (pendengar).
2.   Cara Pandang Antropologi Komunikasi
Carey (1989) proses komunikasi mampu menghubungkan konsep klasik kedalam teori baru.





BAB 3
KONSTRIBUSI ANTROPOLOGI TERHADAP ILMU KOMUNIKASI

A.   Penggunaan Konsep Antropologi
1.   Kebudayaan
Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat.
2.   Tradisi
Tradisi adalah pola perilaku atu kepercayaan yang menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercayaan secara turun-temurun (Soekanto, 1933).
3.   Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur kebudayaan secara meluas sehingga melewati batas tempat kebudayaan itu timbul.
4.   Akulturasi
Menurut Koentjayaningrat (1990), akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling mempengaruhi antar kebudayaan.

B.   Teori-teori yang Bertolak dari Antropologi
1.    Teori Tanda dan Bahasa
2.    Teori Realitas Budaya
3.    Teori Interpretasi Budaya
4.    Teori Komunikasi Antarbudaya

C.   Perkembangan Komunikasi dalam Perspekti Antropologi
1.   Komuikasi Manusia Prasejarah
Manusia prasejarah adalah manusia yang belum dapat menciptakan tulisan.
2.   Retorika Komunikasi Yunani Kuno
Retorika adalah teknik komunikasi untuk membujuk atau merayu secara persuasif untuk mengasilkan bujukan melalui karakter pembicara, emosional ataupun logo.
3.   Komunikasi sebagai Ilmu pada Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan komunikasi dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan. Perkembangan komunikasi manusia pada abad pertengahan, yaitu ditemukannya telepon, telegraf, radio dan televisi.
4.   Kemajuan Komunikasi Era Modern
Sejak tahun 1960-an hingga sekarang, teknologi semakin berkembang pesat. Berbagai penemuan media komunikasi yang canggih diciptakan oleh manusia.
Kemajuan teknologi i informasi dan komunikasi, seperti diciptakannya komputer, laptop dan telepon seluler.

BAB 4
SEMIOTIKA DALAM ANTROPOLOGI KOMUNIKASI

A.   Konsep Dasar Semiotik
Semiotik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda atau teori tentang pemberitahuan tanda. 
Semiotik merupakan cabang ilmu yang relatif masih baru, penggunaan tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya dipelajari lebih sistematis pada abad ke-20.

B.    Teori Semiotik
1.   Landasan Teori Semiotik
Menurut Preminger (Pradopo, 2009), semiotik meliputi analisis sastra sebagai penggunaan bahasa yang bergantung pada konvensi tambahan dan menyebabkan bermacam-macam makna.

C.   Makna dan Sistem Tanda dalam Semiotik
1.   Makna Kata “Tanda”
Menurut Seussure (Rh. Widada, 1986), bahasa terdiri dari sejumlah tanda ang terdapat alam suatu jaringan sistem dan dapat disusun alam sejumlah struktur.
2.   Sistem Tanda
SEMIOTIK
                                                             SEMANTIK


                                     SINTAKTIK                           PRAGMATIK

D.   Bidang Terapan, Pilihan Kajian dan Tokoh Semiotik
1.   Bidang Terapan Semiotika Tidak Terbatas
Pada prinsipnya jumlah bidang terapan semiotik tidak terbatas, dapat berupa proses komunikatif yang tampak alamiah dan spontan hingga pada sistem budaya yang lebih kompleks.
2.   Pilihan Kajian Semiotika dalam Domain Komunikasi
a.    Media                      e. Komik, kartun dan karikatur
b.    Periklanan                 f. Sastra
c.    Tanda Nonverbal        g. Musik
d.    Film


BAB 5
REALITAS BUDAYA DALAM ANTROPOLOGI KOMUNIKASI

A.   Konsep Dasar Realitas SosialBudya
Realitas sosial dibentuk melalui komunikasi. Realitas sosialberkaotan dengan aturan-aturan, sedangkan aturan merupakan pemandu untuk memahami peristiwa dan menanggapinya.
Salah satu persoalan penting komunikasi adalah menjalin atau mengordinasikan aturan-aturan dengan individu lainnya dalam berbagai situasi.

B.   Ralitas Keragaman Sosial Budaya di Indonesia
Indonesia sebagai salah satu bangsa yang memiliki beragam suku budaya memiliki ciri khas yang membedkannya dengan bangsa lain.
Higgins dan Bown (1986) memandang bangsa indonesia sebagai bangsa yang membudayakan musyawarah sebagai teknik dasar untuk mengambil keputusan yang didalamnya mengandung nilai-nilai konsensus, koperasi sebagai dasar ekonomi indonesia dan gotong royong sebagai sifat saling membantu antar masyarakat indonesia.

C.   Realitas Sosial Budaya dan Masyarakat
Konsep realitas sosial budaya dalam masyarakat terjadi karena berinteraksinnya budaya yang berbeda dalam jangka waktu yang cukup lama. Kondisi realitas sosial budaya dalam masyarakat dikategorikan sebagai berikut:
1.   Asimilasi
Asimilasi dapat didefinnisikan sebagai proses sosial yang ditandai dengan usaha mengurangi perbedaan yang terdapat diantara orang atau kelompok manusia.
2.   Akulturasi
Akulturasi sebagai salah satu bentuk proses sosial erat kaitanya dengan pertemuan antara dua kebudyaan atau lebih. Sebagai akibat pertemuan tersebut, kedu belah pihak saling mempengaruhi sehingga kebudayaan masing-masing mengalami perubahan bentuk.
3.   Hibridisasi
Hibridisasi merupakan cara untuk memisahkan sebuah bentuk dari kesatuannya, kemudian menggabungkan atau mengombinasikan dengan bentuk lain yang baru.
4.   Sinkretisme  
Sinkretisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbea menjadi satu.

D.   Realitas Sosisal Budaya : Masalah dalam Masyarakat
1.    Pengangguran                   3. Pelecehan Seksual
2.    Anak Jalanan                     4. Diskriminasi
BAB 6
INTERPRETASI BUDAYA DALAM ANTROPOLOGI KOMUNIKASI

A.   Konsep Dasar Interpretasi Budaya
Freeman Tilden (1894) mendefinisikan interpretasi sebagai kegiatan pendidikan yang ditunjukan untuk mengungkapkan arti dan hubungan melalui menggunakan objek asli dengan pengalaman pertama dan dengan media yang bersifat ilustratif, bukan hanya mengokomunikasikan informasi aktual.
B.   Konsep Nilai, Sistem Nilai Budaya dan Agama
1.   Konsep Nilai Budaya
Theodorson (Pelly, 1994) mengemukakan bahwa nilai merupkan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman erta prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku.
2.   Sistem Nilai Budaya
Sistem budaya merupakan tingkatan tingkat yang paling tinggi dan abstrak dalam adat istiadat.
3.   Antropologi Sosisal Budaya dalam Perspektif Agama
Nurcholis Madjid (1995) mengungkapkan bahwa pendekatan antropologis sangat penting untuk memahami agama, khususnya agama islam karena konsep manusia sebagai khalifah dibumi.
C.   Teori Interpretasi Budaya
1.   Teori Tafsir Budaya atau Interpretasi Simbolik
Interpretasi simbolik adalah kajian mengenai istilah dasar yang digunakan untuk memandang diri sendiri sebagai manusia dan anggota masyarakat.
2.   Teori Interpretasi Hermeneutik
Paul Ricoeul (1975) berpandangan bahwa, hermeneutika merupakan teori aturan penafsiran terhadap suatu teks atau sekumpulan tanda.
3.   Teori Interpretasi Budaya Pesan
Paul Ricouel (1975) berpandangan bahwa, kenyataan tidak akan lepas dari simbol-simbol yang harus ditafsirkan.
D.   Interpretasi Budaya dan Agama
Pengakuan => Dunia, diri      & masyarakat

Aspek Kognitif
Pengetahuan
 




World View
Simbol
AGAMA
Ritual
 



Etos, moral, etik, estetik, dll
Aspek Evaluatif
Nilai-nilai
Usaha baru
Usaha gagal
Usaha gagal
        Makna
BAB 7
PENERAPN KONSEP DAN ETIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

A.   Konsep Dasar Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang memilki kebudayaan berbeda, seperti ras, etnik atau sosio ekonomi atau gabungan dari semua perbedaan ini.
Budaya komunikasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Budaya merupakan landasan komunikasi sehingga apabila budaa beragam, beragam pula praktik komunikasi yang berkembang. 

B.   Penerapan Konsep dan Prinsip Komunikasi pada Konteks Kebudayaan
Komunikasi dan budaya mempunai hubungan timbal bali, seperti dua sisi mata uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasipun ikut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya.
Edward T. Hall berpendapat bahwa komunikasi adalah budaya dan budaya adalah komunikasi.
Prinsip komunikasi dalm penerapan konteks kebudayaan dapat dipahami dalam konteks perbedaan budaya dalam mempersepsi objek sosial tertentu.

C.   Etika dan Norma Komunikasi Antar Budaya
Etika adalah standar moral yang mengatur perilaku seseorang, cara bertindak dan mengharapkan orang lain bertindak.
Setiap bangsa mendefinisikan konsep kebenaran, rasionalitas, objektivitas, kesopanan, penghinaan, kebebasan, tanggung jawab atau kebohongan secara berbeda.
Dalam komunikasi antar budaya, orang yang mempunyai kehendak baik sekalipun tidak selalu menerapkan prisip etika serta norma-norma.

D.   Dimensi Etika Komunikasi Antar Budaya
Dimensi etika bukan hanya menyangkut isi komunikasi dan proses komunikasi, tetapi juga menyangkut struktur fundamental dari persoalan yang menyangkut siste yang kerap berkaitan dengan persoalan besar.
Dimensi lain yang membedakan komunikasi antar budaya, yaitu saluran yang digunakan dalam komunikasi antarbudaya.
Dengan demikian apapun tingkat keanggotaan kelompok konteks sosial dan saluran komunikasi, komunikasi dianggap sebagai komunikasi antar budaya  apabila para komunikator yang menjalin kontak dan interaksi mempunyai latar belakang pengalaman berbeda.

BAB 8
KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI

A.   Konsep Dasar Komunikasi Lintas Budaya
Young Yun Kim (2003) menyatakan, bahwa komunikasi lintas budaya tidak sama dengan studi-studi komunikasi lain.
Komunikasi lintas budaya terjadi apabila pengirim pesan adalah anggota dari suatu budayya yang lain.
Komunikasi lintas budaya merupakan salah satu bidang kajian ilmu komunikasi yang lebih menekankan pada perbandingan pola-pola komunikasi antar pribadi diantara peserta komunikasi yang berbeda kebudayaan.
Komunikasi lintas budaya berbeda dengan komunikasi antar budaya, komunikasi transrasial dan komunikasi internasional.


B.    Perspektif Teoritis Komunikasi Lintas Budaya
1.   Persspektif Teoritis
Teori komunikasi lintas budaya merupakan teori yang secara khusus menggeneralisasi konsep komunikasi antar komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan.
2.   Perspektif Subjektif / Emik
Pendekatan subjektif sering mengkritik peneliti yang menarik kesimpulan tentang budaya tertentu berdasarkan ukuran yang berlaku pada kebudayaan lain.
3.   Perspektif Objektif  / Etik
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua pendekatan kebudayaan ang berbeda  terhadap objek tertentu. Komunikasi antar budaya tidsk dimaksudkan untuk menelilti perbedaan budaya.

C.   Efektivitas Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi lintas budaya merujuk pada fenomena komunikasi yang melibatkan para partisipan yaang berbeda dalam latar belakang kultural untuk menjalin kontak satu sama lain secaralangsung ataupun tidak langsung.
Ketika komunikasi lintas budaya mempersyaratkan dan mengaitkan dengan persamaan dan perbedaan kultural antar pihak yang terlibat, karakteristik kultural dari dari para partisipan bukan merupakan fokus studi dari komunikasi lintas budaya, melainkan proses komunikasi antar individu dan komunikasi antar kelompok.




BAB 9
MODEL PENGUATAN BUDAYA KOMUNIKASI PERSPEKTIF ANTROPOLOGI


A.   Konsep Dasar Penguatan Budaya Komunikasi
1.   Pengertian Penguatan
Skinner (Corey, 1988) menyatakan bahwa penguatan positif jauh lebih efektif dalam mengendalikan tingkah laku karena hasil-hasilnya bisa diramalkan secara kemungkinan timbulnya tingkah laku yang tidsk diinginkan akan lebih kecil.
2.   Konsep Budaya
Menurut E.B.Taylor (1971), budaya merupakan hal yang kompleks  yang menyangkut pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kmampuan serta kebiasaan lain yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

B.   Proses Komunikasi Masa Dalam Memperkuat dan Mengubah Pola yang Sedang Berlaku dan Memandu Khalayak
1.   Pesan dan Proses Komunikasi Masa Mengubah Pola Perilaku Khalayak
Pengaruh pesan terhadap khalayak sangat dipengaruhi oleh komunikator, bentuk layout, jenis hhuruf, warna tulisan dll. Pesan dapat menimbulkan pengaruh berbeda apabila disampaikan oleh orang yang berbeda. Begitu juga saluran dan media komunikasi yang dipakai dapat mempengaruhi penyampaian pesan.

C.    Media Komunikasi Menciptakan Keyakinan Baru
1.   Hubungan Antara Budaya dan Media
Media masa membuat paket-paket informasi dan hiburan yang bertujuan tidak hanya memberikan informasi dan hiburan secara lugas atau apa adanya tetapi juga mengandung bagian-bagian penting dari visi-visi bangsa-bangsa untuk ditularkan kebangsa lain.
2.   Media Menciptakan Keyakinan Baru
     Media mempunyai kemampuan yang tida tandingannya untuk memperlihatkan, mendramatisasikan dan mempopulerkan potongan-potongan kecil dan fragmen budaya dari informasi.
     Budaya dan media merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Budaya yang telah dibentuk oleh masyarakat melalui ide, gagasan dan karya-karyanya tidak akan tersebar luas atau tidak akan dikenal olehseluruh penjuru dunia apabila tidak dipublikasikan dimedia massa.




BAB 10
MODEL MEDIA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MEMAJUKAN PERADABAN


A.   Konsep Dasar Peradaban
1.   Lahirnya Peraadaban
Menurut Yves Brunsvick dalam lahirnya sebuah peradaban (2005) arus globalisasi telah membawa dampak perubahan peradaban, baik dalam budaya, bahasa, agama maupun sistem. Hal ini menunjukan bahwa saat ini, peradaban yang meenguasai dunia datang dari peradaban barat.

B.   Media Komunikasi dalam Peradaban Manusia
1.   Kemajuan Media Komunikasi bagi Adab dan Peradaban Manusia
Muncul dan berkembangnya media baru dalam dunia komunikasi membawa dampak besar bagi kehidupan manusia diseluruh dunia.
2.   Dampak Media Komputer
Selama ini penyebaran internet telah mengubah perhatian masyarakat terhadap pengaruh media baru. Oleh sebab itu lahirlah beberapa study yang meneliti mengenai dampak penggunaan media baru.
3.   Kemajuan IPTEK bagi Adab dan Peradaban Manusia
Kemajuan iptek menunjukan bahwa kemampuan intelektual manusia juga berkembang. Oleh karena itu teknologi selalul membutuhkan manusia supaya dapat diciptakan untuk peradaban manusia.

C.   Peradaban Barat yang Harus Diwaspadai
Berkembang paham lain yang bersumber dari liberalisme yang turut diperjuangkan masyarakat barat, yaitu :
1.    Rasionalisme (berpijak pada akal rasio)
2.    Empirisme-pragmatisme (berpijak pada pengalaman-kemanfaatn praktis)
3.    Non-metafisis (menolak argumentasi ketuhanan)
4.    Skularisme-dichotomy (pemisahan antara agama, ilmu dan kehidupan sosial)

D.   Tasawuf Sebagai Media Memajukan Peradaban Manusia
Tasawuf (sufi) senantiasa mengikuti langkah dan gerak serta perkembangan peradaban manusia. Kapanpun dan dimanapun, tasawuf senantiasa melekat untuk dilaksanakan secara aktual, pengamalan tasawuf mencerminkan sesosok sufi yang ideal tanpa ada kesan simbolik yang tergambar dalam cara berpakaian ataupun atribut lainnya. Tetapi lebih dari itu yang terealisasikan dlam perilaku sehari-hari.